Adab Membaca Al-Qur'an,

Ada baiknya untuk bersuci terlebih dahulu ketika hendak membaca Al-Qur'an karena ialah kitab suci yang berisi kalam Allah SWT. Selain itu, apabila muslim akan menyentuh mushaf A-Qur'an, juga ia sepatutnya bersuci.

Sebagaimana termaktubdalam Surat Al-Waqi'ah ayat 79: "Tidak ada yang menyentuhnya, kecuali para hamba (Allah) yang disucikan."

Menurut sebagian ulama, hamba Allah yang disucikan yakni orang-orang yang suci dari hadats besar dan kecil. Adapun sebagian ulama lainnya, memaknai lafaz tersebut dengan makhluk-Nya yang suci dari dosa dan kesalahan, yaitu para malaikat.

Tergolong adab baik saat pembaca Al-Qur'an membersihkan mulutnya agar harum dan bersih. Membersihkan mulut di sini bisa memakai siwak atau apa saja yang membuat mulut bersih lagi wangi.

Yakni membaca ta'awudz untuk memohon perlindungan diri kepada Allah SWT dari setan. Sebagaimana firman-Nya dalam Surat An-Nahl ayat 98: "Apabila engkau hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah pelindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk."

Merupakan sunnah Nabi SAW dengan melafalkan basmalah 'bismillaahirrahmaanirrahiim' sebelum membaca Al-Qur'an. Anas bin Malik meriwayatkan, "Pada suatu hari tatkala Rasulullah SAW bersama kami, tiba-tiba beliau pingsan. Lalu menengadahkan kepala beliau ke langit dan tersenyum. Kami bertanya, ;Apa yang membuat engkau tersenyum wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Barusan diturunkan kepadaku sebuah surat.'

Anas berkata, "Lalu Rasulullah SAW membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka, dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dia- lah yang terputus.' (Al-Kautsar: 1-3)" (HR Muslim [400])

Tartil atau perlahan ketika membaca dan jelas tanpa kelewat batas, diperintahkan Allah SWT dalam membaca Al-Qur'an. Sesuai Surat Al-Muzzamil ayat 4: "... Bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan."


Memanjangkan bacaan ayat Al-Qur'an sesuai tajwidnya ini termuat dalam riwayat Anas bin Malik. Anas pernah ditanya tentang bagaimana bacaan Nabi SAW, Anas menjawab, "Bacaannya mad atau panjang. Beliau membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim' dengan memanjangkan lafaz 'Bismillah', dan memanjangkan lafaz 'Ar-Rahman' dan memanjangkan lafaz 'Ar-Rahim'." (HR Bukhari [5045])

Mengindahkan suara dalam membaca Al-Qur'an di sini, tidak dengan nada yang berliuk atau nada yang menyerupai lagu atau nyanyian. Anjuran memerdukan suara termasuk sunnah, sebagaimana yang dikatakan Al-Bara', "Aku mendengar Rasulullah SAW membaca 'Wattiini wazzaituun' ketika salat Isya, dan aku tidak mendengar seseorang yang bersuara indah atau bacaan selain beliau." (HR Bukhari [769])

Abdullah bin Asy-Syakhir berkata, "Aku mendatangi Nabi SAW dan beliau sedang salat. Dan pada kerongkongannya ada suara seperti suara air di periuk yang mendidih. Yakni, beliau menangis." (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad & Nasa'i)

Abdullah bin Umar meriwayatkan, "Rasulullah SAW bersabda kepadaku, 'Bacalah Al-Qur'an dalam satu bulan.' Aku berkata, 'Sesungguhnya aku masih mampu.' Sehingga beliau bersabda, 'Khatamkanlah dalam tujuh hari. Jangan kurang dari itu." (HR Bukhari [5054])

Nabi SAW bersabda dalam riwayat Abu Hurairah, "Jika salah seorang dari kalian melaksanakan salat malam, kemudian lidahnya kaku untuk membaca Al-Qur`an -karena mengantuk- dan dia tidak mengetahui apa yang sedang ia baca, maka tidurlah." HR Muslim [787])

Imam Nawawi berkata dalam kitab Al-Adzkar, "Maka pertama kali yang diperintahkan kepada seorang pembaca Al-Qur'an adalah ikhlas ketika membacanya. Dan hanya mengharap pahala dari Allah SWT. Tidak ada motivasi lain dalam bacaannya selain itu."

Maksudnya yakni memikirkan setiap makna dan isi kandungan tiap ayatnya, karena di dalam Al-Qur'an terdapat banyak sekali pengetahuan yang merupakan kunci ilmu. Dengan mendalami Al-Qur'an juga akan terbuka jalan kebenaran kepada-Nya.

Dengan mengamalkan ayat-ayat Allah SWT, yang apabila diperintah melaksanakan sesuatu maka dilaksanakan, tidak melanggar, hingga menghalalkan apa yang dihalalkan dan mengharamkan apa yang diharamkannya.

Yakni dengan senantiasa mengulang Al-Qur'an dengan membacanya, serta kalau bisa sekaligus menghafalnya. Dan setelah menghafal, kemudian terus diulang kembali agar tidak mudah lupa.

Allah SWT berfirman, "(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring." (QS Ali Imran: 191)

Juga sejumlah hadits, di antaranya riwayat dari Abdullah bin Mughaffal, "Aku melihat Rasulullah SAW pada hari Penaklukan Makkah, dan beliau membaca Surat Al-Fath di atas kendaraannya." (Muttafaq Alaih)

Penulis : Admin